" Hari-hari saya serupa animal juga, jerit-jerit banyak kuat, saya cakap satu, dia sudah cakap sepuluh.."
Aku terus memasang telinga.
" Sekarang dia mau itu kereta, nanti aa dia naik sama 2, 3 kawan-kawan, pusing itu macam( dia membuat gaya orang berlumba kereta ), kalau eksiden, saya juga mau kena keluar duit.."
Dia terus bercerita sepanjang jalan menghantar saya pulang. Begitulah sehari-hari. Ada saja keluhannya terhadap anak lelakinya yang kini berusia 19 tahun.
" itu hari dia kena saman motor, saya kena bayar rm600, dia naik sama dia punya kawan tarak pakai topi keledar."
" apa pasal uncle kena bayar sampai rm600? Banyak tu.." Aku menyampuk.
" itu dua kali punya saman cikgu, haii, saya tak taula itu anak, saya ingat besok saya sudah mati baru dia tau macamana susah mau hidup, mau cari wang.."
" uncle takdak pukul ka?"
" Takdak cikgu, saya takut aa, saya pukul, dia pukul saya balik, dia punya badan ini macam,( dia membuat gaya orang berbadan besar )
" saya kesian sama uncle, tapi saya cuma bole dengar saja cerita uncle, saya tak bole tolong."
Memang terasa kesian bila dengar keluhan uncle Rajan ni, hampir setiap hari. Hari ni dia memuji anak-anak saya, katanya anak-anak saya bagus, berdisiplin. Dalam hati saya cuma mampu berkata...aku ada Allah tempat mengadu, tempat aku meletakkan seluruh harapanku terhadap kebaikan, disiplin, akhlak anak-anakku.
Saya tak tau macamana nak terangkan tentang kelebihan cara hidup Islam kepada uncle tua ni. Sebab saya rasa uncle ni zero tentang Islam. Tapi uncle ni sangat baik orangnya, tak perengus, bawak van sekolah pun sangat berhati-hati, saya suka naik van uncle ni, boleh kongsi macam-macam cerita dengan dia. Saya suka dengar cerita tentang anak-anak dia, dengar cerita anaknya yang melawan cakap, yang kasar, yang suka enjoy, yang asyik minta duit saja.....membuatkan saya merasa betapa beruntungnya kita ada Allah, apa-apa masalah kita ada tempat mengadu, apa-apa kesusahan kita diajar supaya sabar dan redha, baru tiada keluh-kesah, ujian yang menimpa kita terima sebagai satu penghapusan dosa, peningkatan darjat iman di sisi Allah swt. Anak-anak kita, kita ajar dengan akhlak supaya tidak menderhaka, kita tekankan solat supaya berdisiplin, beradap dengan Allah, sekaligus beradab dengan kita sebagai ibubapa.
Tapi mereka? Mereka ada siapa? Kepada siapa mereka mau mengadu, siapa yang boleh selesaikan masalah mereka? Siapa yang mau mendengar rintihan mereka? Mereka susah di dunia, di akhirat lebih lagi sengsara.
Jadi, marilah kita merasa, sematkan di hati mulai saat ini, rasalah betapa beruntungnya kita menjadi hamba Allah.
Sesungguhnya begitulah betapa bersyukurnya kita kerana ada sandaran dan landasan yg telah di susunatur utk melayari kehidupan lebih cantik. Ada Allah utk segala-galanya.
ReplyDeleteKesian juga dgn uncle itu.
Alhamdulillah
ReplyDeleteMoga Allah kurniakan hidayahNYA buat uncle Rajan...
ReplyDeleteTeringat saya kata kata Ustaz Ebit Lew, kita perlu sedih, menangis lihat kawan2 kita yg non Muslim, mereka baik sangat dgn kita, tapi mereka masih belum ada hidayah.
Syukur krn kita ada Allah utk bergantung dan bersandar juga memohon pertolongan. Moga Allah menganugerahkan hidayah kpd uncle rajan
ReplyDeletemasa kecik boleh lah pukul. bila dah besar, nasihat ajelah...
ReplyDeleteVan ni htr ko pergi balik ke mak?
ReplyDeleteSeronok bila dengar cerita pasal anak anak ni kan mak. Mcm mcm cerita sebenarnya. Kita ni selagi hidup, selagi jadi mak, mmg tak akan habislah fikir pasal anak.
Untungnya kita ada Dia untuk mengadukan mak. Tapi tulah kadang kadang tak mampu nak melawan godaan syaitan...Sedihnya, terasa rugi...
Aah mak, aku naik van nilah, ada gak aku pikir nak belivkete sendiri, tapi pikir2 balik antara 300 lebih dgn rm80, pastu maintainence lagi, mana mampu aku mak, lagipun aku bkn nak keje lama mana pun.
ReplyDeleteye mengadu kepaaa Allah kita takkan menyesal
ReplyDelete