Ini nasi yang kau suap setiap pagi dan sore
Ini nasi yang kau gigit dan mamah dengan geraham dan gigimu yang kuat
dan kau telan aku bulat-bulat tanpa kunyah
kayak ular sawa menelan anak kambing
dan perutmu pun gendut dan buncit
kayak perempuan bunting anak kembar
Dan kau pun kenyang sekenyang-kenyangnya setelah kau lahap aku
kemudian kau tumbang bagaikan pepohon tua
ke kerusi empukmu tanpa kau ucapkan syukur
kepada Allah yang menganugerahkan kau sebutir nasi
Kau pun menguap dan menguap
terlopong mulutmu
sendawamu berderak-derak
dan jari-jarimu mengelus-ngelus perut buncitmu
dan kantukmu melontarkanmu ke kamar tidurmu
yang bertilam empuk dan kau pun rebah
bagaikan haiwan jantan bertemu haiwan betina
kau pun berkeruh, berkeruh, berkeruh
korr, korr, korr...
Wahai manusia
kau tidur dengan perut kenyang
tapi tetanggamu tidur bersama kelaparan
yang merobek usus-ususnya.
Tiba-tiba sisa nasi yang kau pandang kotor
dan jijik, kau curahkan ke longkang berbaur dengan segala kekotoran lain
dan orang-orang yang lalupun berkahak
ke atas rezeki Allah ini.
Aku menangis, menangis, menangis
apakah kau dengar tangisan sebutir nasi
wahai manusia
adakah kau dengar tangisan sebutir nasi di dalam longkang
yang kau buang ke daam longkang setelah
perutmu kenyang
Wahai manusia, akan ku dakwa
engkau di akhirat
di hadapan Rabbuljalil
sebutir nasi rezeki Allah yang engkau sia-siakan
dan kau tidur kenyang di ranjangmu, berkeru, berkeruh, berkeruh, korr, korr, korr..
tidak sembahyang, tidak sembahyang, tidak sembahyang..
Tangisan sebutir nasi di dalam longkang
tapi ada makhluk yang tahu menilai rezeki Allah
burung-burungpun datang
mematuk, mematuk, mematuk
dan pulang ke sarang setelah
temboloknya kenyang
Burung-burungpun bertasbih
Terima kasih Tuhan
Terima kasih Tuhan
kumakan rezekiMU
dari tangisan sebutir nasi
kami minum air matanya
tangisan sebutir nasi.
* Kredit untuk Pak Nora*
No comments:
Post a Comment